9 Tips Praktis Mengerjakan Soal Uji Kompetensi Perawat - A-Riya

Breaking

Monday, August 27, 2018

9 Tips Praktis Mengerjakan Soal Uji Kompetensi Perawat

Medianers ~ Berikut tips praktis mengerjakan ujian kompetensi bagi Perawat, atau Ners tertuang dalam buku Pedoman Persiapan Uji Kompetensi Nasional Program Studi Ners, diterbitkan tahun 2018 oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Dalam buku dimaksud peserta diharapkan, "mengawali dengan doa sebelum mengerjakan soal. Jangan berpikir apa yang tidak bisa, tapi pikirkan bahwa, Saya bisa," demikian, kalimat pembuka dalam buku tersebut. Sebagai berikut 12 Tips dan cara praktis mengerjakan soal uji kompetensi Perawat atau Ners secara nasional, diantaranya :

1. Prioritas Jawab Soal

Prioritaskan jawab soal yang mudah, jangan terpaku pada soal yang sulit. Namun pada akhir waktu ujian, pastikan semua soal dijawab dengan menggunakan logika umum. Jawaban benar nilai positif 1 dan tidak ada nilai negatif (pengurangan) untuk jawaban yang salah, maka isi semua jawaban soal.

2. Skimming dan Scanning Soal

Baca dengan cepat setiap kata (skimming). Kecepatan membaca ideal untuk ujian nasional adalah 300 kata per menit. Lebih cepat lebih baik. Jika dengan skiming belum bisa dipahami, baca setiap kata penting (scanning) dan buatlah analisa dan keputusan hanya berdasarkan data dan pertanyaan yang tertulis saja. Hindari bercampurnya data dan asumsi dalam menjawab soal.

3. Fokus pada Soal dan Jawaban

Waktu rata-rata yang digunakan untuk menjawab soal adalah 60 detik. Perhatikan waktu yang tersisa untuk memilih soal yang bisa dikerjakan dengan baik. Secara umum 60 detik dianggap waktu yang cukup untuk mengerjakan satu soal. Jangan tergesa-gesa, fokus pada jawaban soal.

4. Memahami Struktur Soal

Pahami struktur soal. Struktur soal terdiri atas: vignette atau kasus dilanjutkan dengan pertanyaan dan diakhiri dengan 5 pilihan jawaban (a, b, c, d, e). Dalam soal uji kompetensi nasional, hanya disediakan hanya 1 Pilihan jawaban benar. Berbeda dengan soal pada umumnya, dalam pilihan jawaban Tidak ada semua jawaban benar atau bukan salah satu jawaban diatas.

5. Memilah Jawaban Paling Tepat

Vignette biasanya berisi kasus klinis. Perhatikan 3 hal penting: keluhan utama yang ditampilkan, data klinis yang disajikan dan tempat pelayanan yang terjadi dalam kasus tersebut. Kemampuan menghubungkan 3 hal penting tersebut dapat membantu mengarahkan untuk mengelimininasi empat pengecoh (distractor) dan mencari satu pilihan jawaban yang paling tepat.

6. Pahami Teori dan Kata Kunci

Yang perlu diingat, semua pilihan jawaban adalah homogen, tidak ada yang tampak mencolok salah atau berbeda. Pilihan hanya dari rentang dari kurang tepat hingga sangat tepat, atau rentang baik dan sangat baik. Pengecoh dibuat berdasarkan kenyataan lapangan. Ketepatan pilihan jawaban sangat dipengaruhi oleh pemahaman teori dan kata kunci.

7. Fokus pada Kata Kunci

Perhatikan kata-kata kunci dalam pertanyaan, seperti diagnosa prioritas atau prioritas diagnosa, prioritas tindakan, tindakan terpenting atau tindakan prioritas. Bentuk lain bisa berupa kata-kata seperti tindakan pertama, tindakan awal, tindakan segera, segera, awalnya, pertama, atau pri-oritas. Kata-kata kunci ini adalah modal untuk fokus memilih jawaban yang semua tampak benar.

8. Baca Ulang Sebelum Memutuskan

Bacalah setiap pilihan jawaban yang tersedia sebelum menjawab. Eliminasi atau abaikan pilihan jawaban yang salah atau tidak mungkin. Fokuskan logika pada jawaban yang mungkin berdasarkan pada kata penting dalam vignette dan kata kunci pertanyaan. Bila tidak yakin, baca ulang pertanyaan sebelum memutuskan pilihan.

9. Sesuaikan Pilihan Jawaban

Dasar pilihan jawaban disesuaikan dengan keadaan atau setting kasus dalam vignette. Prinsip umum adalah sesuai dengan teori keperawatan (bio-psiko-sosial-spriritual) dari klien yang digambarkan dalam vignette. Prinsip ini bergantung juga pada banyak hal, misalnya setting pelayanan.

Bila setting atau lokasi kejadian ka- sus berupa kegawatdaruratan, maka cara umum memilih prioritas berdasarkan masalah ABC (airway,breathing, circulation).

Perkecualian pendekatan ABC untuk algoritma Bantuan Hidup Dasar yang CAB, berdasarkan katagori triase yang berlaku (merah, kuning, atau hijau) atau masalah ethik keperawatan.

Bila kejadian kasus dalam vignette di ruang rawat atau non gawat darurat,hirarki kebutuhan Maslow (fisiologis, rasa aman, kasih sayang hingga aktualisasi diri) dapat dijadikan acuan memilih jawaban yang benar.

Dalam memilih kebutuhan fisiologis (berlaku juga dalam setting gawat darurat) juga terdapat prioritas yang harus ditetapkan. Prioritas utama atau terpenting. Misalnya adalah diagnosa, maka pilihlah yang paling penting, paling mengancam kehidupan. Intervensi juga merupakan yang paling penting,berdampak besar dan atau bisa mencegah timbulnya masalah lain.

Prioritas waktu. Misalnya adalah tindakan, maka pilihlah sesuai dengan kata kunci yang terdapat dalam pertanyaan. Jika ditanyakan prioritas pertama, maka carilah jawaban yang menunjukan bahwa tindakan tersebut harus dilakukan pertama kali sebelum tindakan lain, bahkan yang tindakan terpenting lain memerlukan tindakan tersebut dilakukan terlebih dahulu. Namun jika pertanyaan berfokus pada tindakan utama, maka pilihlah hal terpenting yang harus dilakukan sesuai kebutuhan kasus dalam vignette.

Kasus komunitas, manajemen, etik dan hukum atau pengembangan profesionalisme tidak dapat menggunakan pendekatan kasus klinis gawat darurat dan ruang rawat. Pendekatan logika umum dapat digunakan jika logika secara teoritis tidak dikuasai.

Demikianlah 9 Tips Praktis Mengerjakan Soal Uji Kompetensi Perawat, penulis sarikan dari buku Pedoman Persiapan Uji Kompetensi Nasional Program Studi Ners, disusun oleh 9 orang dosen Keperawatan dari berbagai perguruan tinggi, dan tercantum sebagai editor buku adalah Masfuri, SKp, MN dan Moh. Syafar Sangkala, S.Kep., Ns., MANP.(AW/ Foto: pixabay.com)

Baca Juga : Tujuan Tentang Uji Kompetensi Perawat

No comments:

Post a Comment